Analisis Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Berciri Kepulauan Regional Sumatera

Authors

  • Yaaman Telaumbanua Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Keywords:

pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pembangunan, konvergensi, daerah kepulauan

Abstract

Pembangunan ekonomi di Indonesia, sebagai negara kepulauan, menghadapi tantangan besar dalam mencapai pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Selain ketimpangan pembangunan antara kawasan barat dan timur, terdapat juga ketimpangan antar daerah berciri kepulauan (DBK). Hambatan aksesibilitas dan konektivitas antar pulau menyebabkan ketertinggalan dalam pembangunan ekonomi, pendapatan per kapita rendah, dan angka kemiskinan yang relatif tinggi. Berdasarkan teori pertumbuhan neoklasik, perekonomian daerah maju cenderung mengalami penurunan pertumbuhan modal per kapita, sementara daerah tertinggal atau miskin tumbuh lebih cepat dibandingkan daerah maju (konvergensi beta). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah perekonomian di DBK mengalami konvergensi atau justru divergensi. Analisis dilakukan dengan regresi data panel pada 15 kabupaten/kota berciri kepulauan di regional Sumatera selama tahun 2010-2021. Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan ekonomi yang tinggi antar DBK di Regional Sumatera. Analisis konvergensi sigma menunjukkan penurunan tingkat dispersi pendapatan per kapita dari tahun 2010-2021, yang mengindikasikan terjadinya konvergensi sigma. Selain itu, analisis regresi data panel menunjukkan bahwa PDRB per kapita awal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, membuktikan adanya konvergensi beta absolut dengan laju konvergensi sebesar 10,98% per tahun, yang memerlukan waktu 6 hingga 7 tahun untuk mencapai setengah kondisi konvergen. Analisis konvergensi beta kondisional, dengan menambahkan variabel faktor sumber daya alam (PDRB sektor primer), infrastruktur (INFRA), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), tenaga kerja yang bekerja (TKBKJ), dan rata-rata lama sekolah (RLS), menunjukkan laju konvergensi beta kondisional sebesar 6,12%, yang memerlukan waktu 11 hingga 12 tahun untuk mencapai setengah kondisi konvergen.

References

Abramovitz, M. (1986). Catching up, forging ahead, and falling behind. The Journal of Economic History, 46(2), 385–406.

Armstrong, H., & Taylor, J. (2000). Regional economics and policy (3rd ed.). Blackwell Publishing.

Arsani, M. A., & Kurniawan, M. A. (2018). Infrastructure sharing for acceleration of economic equality in Indonesia islands regions. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 2(3), 291–308.

Arsyanti, R. A. (2020). Analisis konvergensi ekonomi pada level kawasan dan nasional serta faktor-faktor yang memengaruhinya: Penerapan regresi data panel tahun 2011-2018. In Seminar Nasional Official Statistics 2020: Statistics in the New Normal: A Challenge of Big Data and Official Statistics.

Atmasari, N. M. (2020). Konvergensi pertumbuhan ekonomi kota dan kabupaten klaster metropolitan Jawa Timur. e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2020, 7(2), 91–97.

Badan Pusat Statistik. (n.d.-a). Produk domestik regional bruto kabupaten/kota di Indonesia menurut lapangan usaha. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (n.d.-b). Produk domestik regional bruto kabupaten/kota di Indonesia menurut pengeluaran. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (n.d.-c). Keadaan angkatan kerja kabupaten/kota di Indonesia. Jakarta: BPS.

Badan Pusat Statistik. (n.d.-d). Panjang jalan menurut kondisi kabupaten/kota di Indonesia. Jakarta: BPS.

Barro, R. J., & Sala-i-Martin, X. (1990). Economic growth and convergence across the United States. National Bureau of Economic Research Working Paper Series, (3419). https://doi.org/10.3386/w3419

Barro, R. J., & Sala-i-Martin, X. (1992). Convergence. Journal of Political Economy, 100(2), 223–251. https://www.jstor.org/stable/2138606

Barro, R. J., & Sala-i-Martin, X. (2004). Economic growth (2nd ed.). The MIT Press. https://doi.org/10.1016/S0164-0704(96)80041-3

Brilyawan, K., & Santoso, P. B. (2021). Pengaruh infrastruktur sosial dan ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015–2019. Diponegoro Journal of Economics, 10(1), 1–12. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/dje

Chow, G. C. (2014). Capital formation and economic growth in China. Quarterly Journal of Economics, 108(3), 809–842. https://doi.org/10.2307/2118409

Indartini, M. (2021). Kontribusi sektor primer dan sektor sekunder terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten Madiun. EKOMAKS: Jurnal Manajemen, Ekonomi Kreatif dan Bisnis. P-ISSN: 2302–4747; E-ISSN: 2580–0043.

Kuncoro, H. (2008). Konvergensi pendapatan regional kota dan kabupaten di Indonesia. Eko-Regional, 3(1), 29–40.

Lestari, D. N. (2023). Analisis pengaruh inflasi, pembentukan modal tetap bruto, dan pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. DINAMIC: Directory Journal of Economic, 3(1), 43–58.

Malik, A. (2014). Analisis konvergensi antar provinsi di Indonesia setelah pelaksanaan otonomi daerah tahun 2001-2012. JEJAK: Journal of Economics and Policy, 7(1), 92–101. https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1.3846

Maryaningsih, N. (2014). Pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bulletin of Monetary Economics and Banking, 17(1), 35–46. https://doi.org/10.21098/bemp.v17i1.44

Muhammad, M. A. (2023). Konvergensi pertumbuhan ekonomi daerah di provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 12(2), 24–30.

Prasetyo, R. B., & Firdaus, M. (2009). Pengaruh infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi wilayah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 2(2), 222–236

Priambodo, A. (2015). Analisis pengaruh pendapatan asli daerah, belanja modal, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. EDAJ, 4(1). https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

Putri, N. D., & Arsana, A. I. (2023). Kajian terhadap aspek geospasial kabupaten dan kota yang bercirikan kepulauan di Indonesia. Journal of Geodesy and Geomatics, 18(2), 253–264.

Putri, P. I. (2014). Pengaruh investasi, tenaga kerja, belanja modal, dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa. JEJAK: Journal of Economics and Policy, 7(2), 100–202. https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1.3596

Sala-i-Martin, X. (1996). The classical approach to convergence analysis. The Economic Journal, 106(437), 1019–1036.

Sjafrizal. (2012). Ekonomi wilayah dan perkotaan. Raja Grafindo Persada.

Solow, R. M. (1956). A contribution to the theory of economic growth. Quarterly Journal of Economics, 70(1), 65–94.

Srihidayati, G., & Suhaeni. (2022). Analisis pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi. Wanatani: Jurnal Ilmu Pertanian, 2(1), 20–30.

Suhendra, I., & Irawati, D. A. (2016). Pengaruh tabungan, pengeluaran pemerintah dan investasi swasta terhadap produk domestik bruto di Indonesia. Jurnal Ekonomi-Qu, 6(2), 256–275. https://doi.org/10.35448/jequ.v6i2.4346

Todaro, M. P. (2000). Pembangunan ekonomi di dunia ketiga (7th ed.). Erlangga.

Trisman, Y. Z. (2022). Ketimpangan pembangunan dan konvergensi pendapatan antarkabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 188–207.

Villaverde, J., & Maza, A. (2011). Globalisation, growth and convergence. The World Economy. Blackwell Publishing.

World Economic Forum (WEF). (2018). The inclusive development index 2018 summary and data highlights. Retrieved from http://www3.weforum.org/docs/WEF_Forum_IncGrwth_2018.pdf

Downloads

Published

2024-09-10