Pemberdayaan Masyarakat melalui Penanaman Bibit Ikonik untuk Meningkatkan Taraf Hidup di Desa Petungsewu Dusun Sengonrejo
Keywords:
desa petungsewu, alpukat pameling, penanaman bibitAbstract
Desa Petungsewu, Dusun Sengonrejo, merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wagir. Desa ini masih memiliki keasrian serta kelestarian alam yang cukup terjaga. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila kekayaan alam tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah usaha di bidang pertanian maupun perkebunan, misalnya dengan menanam bibit alpukat Pameling yang sekaligus dapat menjadi ikon desa tersebut. Penanaman alpukat Pameling memiliki banyak manfaat bagi perekonomian warga, terutama di sektor pertanian. Pertama, buah alpukat Pameling dikenal memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Dengan permintaan yang terus meningkat, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Selain itu, penanaman alpukat Pameling juga menciptakan lapangan kerja. Mulai dari proses penanaman hingga panen, dibutuhkan banyak tenaga kerja, baik untuk merawat tanaman maupun dalam kegiatan distribusi dan pemasaran. Kondisi ini membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang membutuhkan tambahan pendapatan. Manfaat lain adalah kontribusi terhadap ketahanan pangan. Buah alpukat kaya akan nutrisi sehingga dapat menjadi pilihan pangan sehat bagi masyarakat lokal. Dengan adanya pengembangan kebun alpukat, warga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan pangan impor. Lebih jauh lagi, keberadaan tanaman alpukat dapat meningkatkan nilai tanah pertanian. Lokasi yang dikenal sebagai penghasil alpukat berkualitas akan menarik perhatian investor, sehingga dapat mendorong pembangunan infrastruktur sekaligus memperluas akses pasar. Dengan demikian, penanaman alpukat Pameling tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga berdampak positif terhadap pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
References
Borrego, A. (2021). Buku lapang budidaya alpukat. [Publisher not identified].
Hartati, S., Yunus, A., Nandariyah, N., Yuniastuti, E., Pujiasmanto, B., Purwanto, E., Samanhudi, S., Sulandjari, S., Ratriyanto, A., Prastowo, S., Manurung, I. R., Suryanti, V., Susilowati, A., Artanti, A. N., Mulyani, S., & Dirgahayu, P. (2022). Diversifikasi tanaman pekarangan dengan tanaman alpukat untuk meningkatkan gizi keluarga. SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Bagi Masyarakat), 11(2), 161. https://doi.org/10.20961/semar.v11i2.61199
Nailufar, L. (2017). Aktivitas antibakteri ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap penutupan luka infeksi Staphylococcus aureus pada mencit (Mus musculus). [Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya], 4–11.
Sadwiyanti, L., Sudarso, D., & Budiyanti, T. (2009). Budidaya alpukat. Solok: Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
Sari. (2021). Partisipasi masyarakat dalam konservasi lingkungan. [Unpublished manuscript].


