Penerapan Perluasan Bawang Merah TSS (True Shallod Seed) di Desa Campur Balong Glagah Gondang Kabupaten Nganjuk

Authors

  • Ida Retno Moeljani Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Makhziah Makhziah Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
  • Guniarti Guniarti Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Keywords:

bawang merah, perluasan TSS, benih

Abstract

Budidaya bawang Merah dengan Biji di Jawa Timur masih sangat langka yang melakukan penanaman dengan biji. UPN Veteran jatim dari hasil penelitian telah mampu menghasilkan TSS dari varietas lokal Nganjuk yaitu Bauji Salah satu Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan solusi yaitu kontribusi dari lembaga Perguruan Tinggi untuk mengajari masyarakat memulai menanam bawang merah dari biji agar dapat menyediakan kebutuhan benih sendiri secara mandiri.Yang menjadi lokasi pengabdian adalah Petani Trikoyo Desa Campur kecamatan Balong Glagah kabupaten Nganjuk. Tahapan kegiatan meliputi 1). Penyuluhan kepada kelompok tani tentang teknologi budidaya tanaman bawang merah dengan biji, diharapkan setelah mengikuti kegiatan memiliki pengetahuan tentang teknik budidaya bawang merah TSS. Dengan demikian petani memiliki gambaran dan bekal pengetahuan jika program pengembangan budidaya bawang merah TSS. 4). Teknik pengumpulan data untuk menggali persepsi terhadap teknologi budidaya bawang merah TSS dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan oleh Tim. Varietas Bauji adalah merupakan varietas unggulan Jawa timur dan dapt di produksi biji TSS.Kegiatan Penerapan perluasan budidaya bawang merah dengan biji ini yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dengan cara ceramah dan diskusi dan diberi kesempatan untuk memebrikan tanggapan atau persepsi petani terhadap biji TSS, serta kegiatan di lahan budidaya bawang merah dengan memberikan aplikasi tehnik budidaya di lapang menunjukkan bahwa 50 % kegiatan ini masih belum banyak petani yang mengadopsi, hal ini dikarenakan teknologi budidaya biji TSS i masih baru bagi petani.

References

Halil, W., Armiati. (2018). Kriteria pemilihan inovasi pertanian untuk mempercepat proses adopsi dan difusinya kepada

pengguna. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.

(http://sulse.litbang.Pertanian.go.id. Diakses tanggal 30 Maret 2020.)

Kementerian Pertanian. (2019). Mengembangkan komoditas bawang merah seluas 25 hektare di Kabupaten Kepahiang dan 25 hektare di Kabupaten Rejang Lebong. Direktorat Jendral Hortikultura Jakarta

Moeljani, I.R. (2015). Rekayasa Lingkungan Untuk Meningkatkan Pembungaan dan Fertilitas produksi Biji TSS (True Seed of Shallot) Bawang Merah (Allium sativumL). [Disertasi]. Surabaya. Universitas Airlangga.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturan. (2016). Balithbangtan serius mengembangakan TSS, benih biji bawang merah. Tersedia pada: http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/493-balitbangtan-serius-mengembangkan-tss-benih-biji-bawang-merah, Diakses tanggal 9 April 2019.

Pusat Data Informasi Pertanian. (2015). Out Look Komoditas Pertanian Sub Sektor Hortikultura Bawang Merah. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Sasongko, W.A., Witjaksono, R., dan Harsoyo. (2014). Pengaruh Perilaku Komunikasi terhadap Sikap dan Adopsi Teknologi Budidaya Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Agro Ekonomi. 24(1), hal. 35-43.

Downloads

Published

2021-02-15