Peningkatan Skills Bisnis Madu Petani Tawon Alas Lereng Semeru
Keywords:
bisnis, skills, madu, petani, hutanAbstract
Petani tanaman hortikultura di Desa Wringinanom sering mencari madu hutan di sela-sela waktu senggang untuk mencari pemasukan tambahan. Dari tanaman cabai mereka mendapat pemasukan hanya 3 bulan sekali. Kalau harga cabai jatuh petani semakin terpuruk. Madu Hutan sebagai pekerjaan sampingan sebenarnya sangat mendukung pendapatan petani jika mereka dibekali dengan Skill bisnis yang terarah. Tujuan dari program pengabdian adalah Meningkatkan pengetahuan dan Skills petani dalam bisnis madu hutan sehingga madu hutan menjadi main income petani dan berkelanjutan. Selain itu juga mengangkat Madu Hutan menjadi Icon Produk Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah 1. Action research, 2. Pemberdayaan Partisipatif (Penyuluhan, Demoplot dan Pelatihan), 3. Metode Pendampingan (produksi madu, pemasaran, pembentukan mitra dan jejaring bisnis), 4. Monevin (monitoring dan evaluasi internal). Hasil Saintifik yang diperoleh adalah peningkatan skills bisnis petani tawon alas sangat diperlukan guna meningkatkan pendapatan dan menjadikan petani mempunyai main income yang berkelanjutan. Hasil implementasi metode adalah 1. Bertambahnya pengetahuan tentang wawasan entrepreneurship bagi petani, 2. Petani mempunyai ketrampilan pengolahan madu hutan meliputi : penanganan hasil madu hutan, pengecekan kualitas madu sesuai standart, packaging, labelling, 3. Petani mempunyai ketrampilan mengolah madu menjadi produk yang siap dipasarkan di pasar nasional, 4. Terbentuk Icon Desa yaitu produk madu dengan label Madu Tawon Alas Lereng Semeru, 5. Terbentuk jejaring bisnis dan mitra bisnis. Simpulan adalah pengetahuan dan skills bisnis madu petani tawon alas Lereng Semeru menjadikan wawasan dan ketrampilan tentang bisnis madu tawon alas meningkat serta petani menghasilkan produk icon desa yaitu madu Tawon Alas Lereng Semeru.
References
Ajeng P., Minarti S., Junus M., 2014, Perbandingan Kadar Air Dan Aktivitas Enzim Diastase Madu Lebah Apis mellifera Di Kawasan Pengembangan Mangga (Mangivera indica) Dan Kawasan Pengembangan Karet (Hevea brasilliensis), Universitas Brawijaya. Malang
Anonimous. 2019. Pengertian Dan Definisi Pasca Panen. Dinas Pertanian Kabupate Buleleng.https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-dan-definisi-pasca-panen-75
Anonimous. 2016. Mengenal Madu dan Efek Penyimpanan. BPOM.Artikel. http://ik.pom.go.id
Asse, R. A. A. (2018). Strategi Pemasaran Online (Studi Kasus Facebook Marketing Warunk Bakso Mas Cingkrank Di Makassar). KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(2), 219–231.
Devi, V. C., Sartono, A., & Isworo, J. T. (2013). Praktek pemilihan makanan kemasan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang label produk makanan kemasan, jenis kelamin, dan usia konsumen di pasar swalayan ADA Setiabudi Semarang. Jurnal Gizi, 2(2).
Djiwo, S., Pohan, G. A., & Praswanto, D. H. (2018). Dryer Segel Botol Plastik Untuk Peningkatan Kwalitas Kemasan Botol Vitamin Unggas Di Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Jurnal Aplikasi Dan Inovasi Ipteks" Soliditas"(J-Solid), 1(2), 84–89.
Evahelda, E., Pratama, F., & Santoso, B. (2017). Sifat fisik dan kimia madu dari nektar pohon karet di Kabupaten Bangka Tengah, Indonesia. Agritech, 37(4), 363–368.
Handaru, A. W., Pagita, M. P., & Parimita, W. (2015). Karakteristik Entrepreneur Melalui Multiple Diskriminan Analisis (Studi Pada Etnis Tionghoa, Jawa dan Minang di Bekasi Utara). JRMSI-Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 6(1), 351–375.
Mufreni, A. N. F. (2016). Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan Dan Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha). Jurnal Ekonomi Manajemen, 2(2), 48–54.
Nabiu, Musriyadi., et al., (2019). Pengembangan Produk Unggulan Desa. : Belajar dari KTM Mahalona. Pusdatin Balilatfo. Jakarta.
Oscario, A. (2013). Pentingnya Peran Logo Dalam Membangun Brand. Humaniora, 4(1), 191–202.
Prestigious, Aurelia. (2020). Mengapa Madu (Komersial) Dipasteurisasi. https://dailyhoney.co.id/mengapa-madu-komersial-dipasteurisasi/
Rachmah, A. D., Rasmikayati, E., & Saefudin, B. R. (2019). Factors related to continuation of mango cultivation. Jurnal Pertanian, 10(2), 52–60.
Sabil, S., Malaka, R., & Yuliati, F. N. (2015). Pasteurisasi High Temperature Short Time (Htst) Susu Terhadap Listeria monocytogenes Pada Penyimpanan Refrigerator. Universitas Hasanuddin Makasar.
Saragih, R. (2017). Membangun usaha kreatif, inovatif dan bermanfaat melalui penerapan kewirausahaan sosial. Jurnal Kewirausahaan, 3(2), 26–34.
Suherman, D., Kadarsih, S., & Gusmantoro, M. G. (2017). Strategi Pemasaran Madu Berdasarkan Karakteristik Konsumen di Kota Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(2), 171–183.
Susetyarsi, T. (2012). Kemasan Produk Ditinjau Dari Bahan Kemasan, Bentuk Kemasan Dan Pelabelan Pada Kemasan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Minuman Mizone Di Kota Semarang. Jurnal STIE Semarang, 4, 132997.