Penguatan Peran Orangtua Dalam Mendampingi Siswa SLB Belajar Daring

Authors

  • Erlin Fitria Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Teknologi Yogyakarta
  • Ulfa Amalia Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Teknologi Yogyakarta
  • Irma Handayani Program Studi Teknik Informatika, Universitas Teknologi Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.33479/senampengmas.2021.1.1.55-64

Keywords:

penguatan peran orangtua, belajar daring, siswa berkebutuhan khusus

Abstract

Pandemi Covid 19 yang masih berlangsung hingga saat ini merubah tatanan masyarakat, diantaranya adalah aspek pendidikan. Pembelajaran tatap muka beralih menjadi pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring memerlukan peran yang besar dari orangtua. Peran orangtua diantaranya adalah menjaga, mendampingi, membimbing, memotivasi dan memberikan edukasi. Orangtua dituntut untuk selalu siap mendampingi putra/putri dalam belajar daring. Khusus bagi siswa dengan kebutuhan khusus sangat bergantung dengan keterlibatan orangtua dalam setiap aktivitas. Implementasi peran orangtua di lapangan tentunya mengalami beberapa hambatan, diantaranya kesulitan orangtua dalam mengatur waktu antara bekerja dan mendampingi putra/putri dalam belajar daring, sehingga berdampak pada kurang optimalnya pencapaian belajar pada diri siswa. Selain itu kesulitan orangtua dalam mengajak putra/putri untuk belajar juga menjadi permasalahan yang mempengaruhi motivasi belajar siswa berkebutuhan khusus. Berangkat dari permasalahan yang dialami mitra maka penulis memberikan solusi dengan cara memberikan penguatan psikologis pada orangtua siswa berkebutuhan khusus agar mendapatkan arahan dan motivasi dalam mendampingi siswa dalam pembelajaran daring. Kegiatan ini dilakukan melalui workshop dan tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan di SLB Tunas Sejahtera yang beralamat di Seyegan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta workshop sebanyak 20 orang tua siswa berkebutuhan khusus. Pembatasan jumlah peserta dilakukan karena menyesuaikan kondisi pandemi saat ini. Hasil dari workshop yaitu meningkatnya pemahaman orangtua tentang pengasuhan pada anak, selain itu menguatnya komitmen orangtua untuk bersama-sama dengan pihak sekolah dalam membimbing anak untuk mencapai kemandirian. Orangtua juga semakin memahami pentingnya membangun keluarga yang resiliens agar selalu dapat bertahan dan menemukan solusi dalam menghadapi tekanan dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.

 

References

Amin, B. (2015). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Inklusif (Peran Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Konteks Sekolah Inklusi). Unisa, 1, 99–108.

Baker, B. L., McIntyre, L. L., Blacher, J., Crnic, K., Edelbrock, C., & Low, C. (2003). Pre-school children with and without developmental delay: behaviour problems and parenting stress over time. Journal of Intellectual Disability Research?: JIDR, 47(Pt 4-5), 217–230. https://doi.org/10.1046/j.1365-2788.2003.00484.x

Desiningrum, D., & Ratri. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Psikosain.

Hewett, M, F. (1968). The Emotionally Disturbed Child in the Classroom (a developmental strategy for educating children with maladaptive behavior). Ellyn dan Bacon. Inc. USA.

Hidayati, N. (2011). Dukungan sosial bagi keluarga anak berkebutuhan khusus. Insan, 13(01), 12–20.

Ismail, I. (n.d.). Pengertian Workshop dan Perbedaannya dengan Training dan Seminar. https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-workshop/

Kalil, A. (2003). Family resilience and good child outcomes: A review of the literature. Centre for Social Researchand Evaluation, Ministryof Social Development.

Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi?: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541

Monda, T.-L., & Cabrera. (2013). Handbook of Father Involvement: Multidisciplinary Perspectives. Mahwah, New Jersey London: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Olson, D. ., & DeFrain, J. (2003). Marriage and families. Boston: McGraw-Hill.

Olsson, M. B., & Hwang, C. P. (2001). Depression in mothers and fathers of children with intellectual disability. Journal of Intellectual Disability Research?: JIDR, 45(Pt 6), 535–543. https://doi.org/10.1046/j.1365-2788.2001.00372.x

Prabhawani, S. W. (2016). Pelibatan Orang Tua dalam Program Sekolah di TK Khalifah. Pendidikan Guru PAUD S-1, 5(2), 205–218. http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgpaud/article/view/1217

Primasari, I. F. N. D., & Supena, A. (2020). Peran Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus (Autis) Sekolah Dasar Selama Masa Covid-19. Jurnal Sekolah PGSD FIP UNMED, 5(1), 133–142.

Puspitawati, H. (2018). Ekologi Keluarga: Konsep dan Lingkungan. IPB Press.

Ramadani, A., Redjeki, E. S., & Mutadzakir, A. (2016). Kemitraan Orangtua Dan Lembaga Pendidikan Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan Nonformal, 11(1), 20–28. http://journal2.um.ac.id/index.php/JPN/article/view/2951/1775

Riadin, A., Misyanto, M., & Usop, D. S. (2017). Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Negeri (Inklusi) di Kota Palangka Raya. Anterior Jurnal, 17(1), 22–27.

Sue, S., & Terj. Septiana, S. (2002). Pendidikan Inklusif terj. The Altas Alliance.

Downloads

Published

2021-10-29