Analisis Nilai Overall Equipment Effectiveness dan Dampaknya pada Biaya Produksi
Studi pada Tingkat Ketersediaan Industri Farmasi PT Z
Keywords:
Tingkat Ketersediaan, Overall Equipment Effectiveness, Biaya ProduksiAbstract
Industri farmasi dalam menjamin sistem mutu memiliki peraturan yang ketat dan harus menerapkan prinsip-prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Selain itu, untuk menghasilkan kualitas yang konsisten, industri farmasi harus melakukan perbaikan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan menurunkan waktu henti dan menurunkan produk cacat dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Waktu henti ini berhubungan dengan kinerja mesin produksi di industri farmasi dan menyebabkan rendahnya nilai tingkat ketersediaan. Tingkat ketersediaan memengaruhi rendahnya nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang dapat berdampak pada biaya produksi di industri farmasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan diikuti dengan kualitatif untuk mencari akar penyebab. Kuantitatif dengan menghitung nilai tingkat ketersediaan, tingkat performa, tingkat kualitas, nilai OEE, dan biaya produksi (direct labor dan factory overhead). Biaya direct material diasumsikan konstan. Kualitatif dengan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya nilai OEE berdampak pada jam kerja dan biaya produksi (direct labor dan factory overhead), di mana hasil uji T menunjukkan perbedaan yang signifikan antara standar dan aktual. Penyebab utama rendahnya nilai OEE adalah rendahnya nilai ketersediaan yang disebabkan oleh belum adanya standar setting untuk masing-masing produk sehingga proses setting berpedoman pada pengalaman dan proses tunggu buka dan sortir afkir/produk terlalu lama, belum ada pelatihan standar setting untuk masing-masing produk sehingga terdapat perbedaan keterampilan personel, dan adanya ketidakstabilan suhu antara sealing A dan sealing B.