Analisis Proses Pengiriman Material Antar Cabang menggunakan Ekspedisi Eksternal di PT Sutindo Raya Mulia
Keywords:
proses pengiriman material, ekspedisi eksternal, order completeness, dokumen pengiriman, efisiensi pengirimanAbstract
Studi ini menganalisis proses pengiriman material antar cabang menggunakan ekspedisi eksternal di PT Sutindo Raya Mulia pada rute Jakarta-Surabaya. PT Sutindo Raya Mulia memiliki masalah berupa material rusak dan cacat dalam proses pengiriman rute Jakarta-Surabaya. Dengan demikian, PT Sutindo Raya Mulia ingin menyelesaikan masalah utama dalam proses pengiriman dan distribusi material. Tujuan studi ini adalah menganalisis proses pengiriman material menggunakan ekspedisi eksternal di PT Sutindo Raya Mulia. Penelitian ini dilakukan di Departemen Pembelian dengan pengamatan khusus pada pengiriman material dan asuransi dari bulan Juli hingga Desember 2022. Pengumpulan data primer didapatkan dari observasi dan wawancara dengan Staf Ekspedisi dan Asuransi. Untuk data sekunder adalah data historis pengiriman material antar cabang dan data ekspedisi. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis pengiriman material antar cabang menggunakan 4 elemen: order completeness, timeliness, condition dan documentation. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa dalam sebulan jumlah pengiriman material antar cabang sebanyak 48 kali, dengan rincian pengiriman material gabungan sebanyak 43 kali dan pengiriman material terpisah sebanyak 5 kali. Tingkat akurasi proses pengiriman sebesar 97,91% dengan average time per delivery membutuhkan waktu 3 hari. Umumnya dalam dokumen pengiriman, pihak pembelian belum memiliki rekapan tanggal material dimuat, durasi pengiriman, dan tanggal material dibongkar. Dilihat segi kondisi, vehicle capacity ekspedisi tidak pernah mengalami overload dengan available capacity sekitar 25 s/d 45 ton. Selama periode tersebut, material yang mengalami kerusakan adalah pipa sebanyak 159 batang. Dari hasil analisis, maka perusahaan perlu membuat rekap pengiriman yang lebih terperinci dan evaluasi kinerja ekspedisi demi meningkatkan efisiensi pengiriman material antar cabang rute Jakarta-Surabaya.
References
Chen, X., Li, Q., & Wang, Y. (2021). Enhancing supply chain documentation for improved accountability. Journal of Supply Chain Management, 40(1), 78-91.
Hox, J. J., & Boeije, H. R. (2005). Data collection, primary vs. secondary. In Encyclopedia of Social Measurement (pp. 593-599). Elsevier.
Johnson, B., White, E., & Green, F. (2018). Managing material condition in supply chains. Supply Chain Management Review, 22(3), 45-58.
Johnston, M. P. (2017). Secondary data analysis: A method of which the time has come. Qualitative and Quantitative Methods in Libraries (QQML), 3, 619-626.
Mentzer, J. T., DeWitt, W., Keebler, J. S., Min, S., Nix, N. W., Smith, C. D., & Zacharia, Z. G. (2001). Defining supply chain management. Journal of Business Logistics, 22(2), 1-25.
Simmons, A., Johnson, B., & Smith, C. (2020). Importance of order completeness in supply chain management. Journal of Operations Management, 35(2), 112-125.
Smith, C., & Brown, D. (2019). Impact of delayed deliveries on supply chain efficiency. International Journal of Logistics Management, 28(4), 567-580.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. (2014). Sekretariat Negara. Jakarta.